Bosan dengan taman lama ? Salah satu solusi yang tepat adalah dengan jalan mengubah taman lama dengan cara mendesain ulang taman tersebut. Meskipun jarang dilakukan, usaha ini ternyata efektif dan bermanfaat di samping pasti hemat. Upaya seperti ini dilakukan oleh Ita Burhan, seorang desainer lanskap ketika memenuhi keinginan pemilik rumah untuk menata kembali taman rumahnya seiring dengan renovasi bangunan. Penambahan beberapa fasilitas bangunan seperti kolam renang mau tak mau harus mengorbankan sebagian area taman belakangnya. Hal inilah yang ingin dihindari pemilik rumah. Merasa sayang dengan tanaman yang telah ditanam sekian lama tersebut, maka diupayakan untuk tetap mempertahankan aset yang berharga itu menjadi bagian dari konsep taman barunya.
Tanaman besar yang berupa pohon tetap dipertahankan keberadaannya. Pohon mangga di halaman depan misalnya, tetap dijaga untuk memberi keteduhan area di seputar pintu masuk. Namun, di taman belakang terpaksa “mengorbankan” sebatang pohon buah-buahan yang besar dan tinggi karena tergusur oleh pembuatan kolam renang sehingga secara teknis sukar untuk dipindahkan. Adapun tanaman pohon lainnya seperti rambutan, jambu Jamaica dan belimbing yang ditanam lebih merapat ke tepi menjadi sangat bermanfaat sehingga tetap dipertahankan. Bahkan untuk lebih memberi keseimbangan komposisi, ditambahkan penanaman beberapa pohon kelapa gading.
Semak-semak rendah dipindahtanamkan ke polybag supaya tidak mengalami stres saat masa transisi. Bila tanaman semak sudah terlalu tua, hanya disisakan umbi atau rimpangnya saja dan ditanam ke polybag dengan media tanam baru supaya muncul tunas dan perakaran baru yang lebih sehat.
Kolam renang berbentuk standar (persegi panjang). Ukurannya cukup besar karena kolam ini dimaksudkan untuk tempat berlatih bukan hanya sekadar estetika. Berseberangan dengan teras belakang yang juga menjadi tempat duduk-duduk bersantai, dibuat shelter berupa plaza terbuka. Plaza yang dilengkapi dengan kursi selonjor menjadi tempat istirahat yang nyaman karena berada di bawah kerimbunan pohon rambutan. Antara teras dan tempat beristirahat ini dihubungkan dengan jalan setapak yang mengikuti pola formal kolam renang. Pola formal batu setapak yang dibuat dari batu kali ini semakin menegaskan pola formal dari kolam renang ini.
Semak-semak rendah ditanam kembali untuk mengisi bidang diantara pepohonan yang dibiarkan tumbuh. Jenis-jenis tanaman yang cocok dengan suasana teduh seperti keladi hijau ditanam pada area yang teduh. Hanjuang pink yang telah diregenerasi kembali akan memunculkan daun-daun yang lebih segar yang pada tempat setengah teduh akan menghasilkan kualitas warna daun yang lebih mencolok. Heliconia sexy pink dengan bunganya yang menjuntai ke bawah mengisi area yang lebih sempit, karena komposisinya yang vertikal memungkinkan mengisi area tersebut. Selanjutnya komposisi ditutup dengan kucai dengan daunnya yang hijau halus dan tumbuh menjuntai.
Sebagian besar area di seputar penanaman ternaungi oleh pepohonan yang tumbuh rindang. Permainan warna yang terbentuk dari daun membuat komposisi tanaman terlihat lebih kompak. Selanjutnya permukaan bidang antara komposisi tanaman dan bibir kolam, ditutup dengan kerikil putih. Selain menggantikan fungsi rumput yang sudah tidak mungkin tumbuh di tempat teduh seperti ini, pantulan warna putih batu kerikil menjadi penyeimbang terhadap suasana teduh di sekitarnya.
Beberapa aksesori berupa gentong tembikar memberi aksentuasi untuk mengurangi kesan formal yang terbentuk pada taman belakang. Beberapa gentong merupakan koleksi gentong antik milik keluarga yang dengan sedikit polesan menjadi aksesori taman. Upaya mendesain ulang taman lama dengan memanfaatkan tanaman lama pada desain yang baru merupakan cara praktis dan ekonomis untuk mengubah suasana sebuah taman seperti halnya pada rumah tinggal yang diliput ini. *) Sumber : Griya-Asri |
0 komentar :
Posting Komentar